Minggu, 20 April 2014

SISTEM OPERASI UNIX




SEJARAH UNIX

·         Tahun 1969 KEN THOMPSON dari Laboratorium Bell AT & T menciptakan MULTICS (MULtiplexed Information and Computing Services) yang ditulis dengan bahasa Rakitan.
·         Tahun 1970 UNICS (UNIplexed Information and Computing Services) oleh Brian Kemighan.
·         November 1971 keluar versi I
·         Tahun 1973 Ken Thompson & Dennis Ritche memperbaiki dengan menggunakan Bahasa C.
·         Tahun 1974, keluar versi 5 (pendidikan) dikembangkan oleh Barkeley California University dan dikenal dengan versi BSD (Barkeley Software Distribution)
·         Tahun 1978, keluar versi 7 (komersial) oleh AT & T ke sistem Onyx, sebuah perusahaan milik Bob Marsh dan Kip Myer
·         Tahun 1980an keluarlah XENIX.
·         Tahun 1981, pada intel 8086 yaitu XENIX dibuat oleh SCO (Santa Cruz Operation) dan Microsoft
·         Tahun 1984, sistem V dikembangkan oleh Computing Science Research Group,
·         PC/IX dikembangkan oleh Interactive Systems Corporation. PC/IX terdaftar sebagai versi single User Unix.
·         Venix merupakan konversi lain dari sistem operasi UNIX.
·         Berbagai versi Unix

Selasa, 01 April 2014

PEREKONOMIAN INDONESIA SAAT INI


Perekonomian Indonesia memiliki kasus yang hampir mirip dengan negara India, yaitu maraknya serangan spekulan serta defisit transaksi berjalan. Defisit transaksi berjalan pada tahun 2013 telah mencapai angka 3,5%. Akan tetapi, jika keadaan ekonomi dan konsumsi/impor dapat ditekan untuk tahun 2014 maka defisit hanya akan mencapai angka 2,8%. Keadaan defisit neraca tersebut sebenarnya sudah berlangsung sejak tahun 1997.Hal ini disebabkan oleh dua hal yaitu berubahnya negara Indonesia menjadi negara net oil importir sejak tahun 2003 setelah dulunya Indonesia adalah negara net oil exportir. Alasan kedua adalah sebelum terjadinya krisis moneter, setiap kali terjadi defisit, negara Indonesia selalu di-supply dana oleh IGGI/CGI. Semenjak pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai membaik dan Indonesia digolongkan sebagai negara menengah, pinjaman CGI/IGGI sekarang lebih bersifat komersiil. Kini, dengan adanya kedua faktor tersebut, Indonesia semakin tertekan. Ditambah dengan hasil ekspor yang kurang mencukupi, cicilan imbal hasil yang tinggi, serta meningkatnya subsidi.
Kondisi defisit neraca perdagangan tersebut diperparah dengan berubahnya life style masyarakat Indonesia. Terlebih saat periode menurunnya tingkat suku bunga BI Rate di Indonesia, tingkat konsumsi semakin menjadi-jadi karena banyaknya masyarakat yang mengambil kredit untuk barang konsumsi. Padahal, sebagian besar barang konsumsi kita (misal alat-alat elektronik, makanan di restoran, pakaian, dsb.) adalah barang impor. Jika konsumsi Indonesia tidak ditekan, impor negara Indonesia tidak akan sanggup mengimbangi ekspor luar negeri dan pada akhirnya defisit neraca perdagangan akan semakin besar.